Kepemimpinan Anak Muda, Yang Muda Harus Dipercaya
Tanda - tanda krisis kepercayaan Mr J dan Mr P terhadap orang - orang yg di sekelilingnya. Trend Rekom tak berharga, tetap kalkulasi hitungan pada kursi dan pundi deretan gerbong kuasa. Top to Down choises! It's all about Big Deal
Mr J telah masuk dalam "jebakan Batman" yg secara fokus subyek dari awal sampai detik - detik di hadapkan opsi - opsi daya tekan ke relegiusannya, isu yg di goreng selalu berkenaan tentang mempertanyakan moral & akhlak sehingga lupa akan idiom global yg ada di depan dan arus anak muda berdaya ekonomi
Progresifitas fight konservatif yang di benturkan dengan arus bingkai globalisasi movement economic chalange. Justru Kereta terus melaju sebagai gerakan ekonomi berbasis teknologi dan kreatifitas dengan jejaring abad kolaboratif yg segar, mendorong kaum muda untuk melaju lebih cepat, maka begitupula kondisi pembangunan dan pertumbuhan sumber daya manusia di tuntut segar dan muda untuk meneruskan tongkat - tongkat regenerasi yang faktual pd zaman tantangan global ekonomi kekinian.
Tak kuat rasanya jika, arena tarung pilpres anak muda di manfaatkan bekerja utk posisi kuasa orang lanjut usia, abad kolaborasi dan tekhnologi serta kreatifitas sekarang justru menuntut anak - anak muda berada posisi garda depan, mengisi ruang- ruang kuasa krn kebutuhan percepatan pembangunan dan pertumbuhan bangsa dan Negara agar akselerasi melaju paling tidak setanding dan berdaya saing dengan negara - negara lain yang sesuai dengan tandingan kita.
Menangkap arus global yg sudah masuk bak darah yg terus mengaliri daging bangsa, lihat saja gerak perekonomian sekarang ini, salah satu contoh adalah semua pola gerak usaha bergerak scra mobile. Hal ini menuntut intelegensia dan kreatifitas anak muda untuk menjalankan roda perekonomian bangsa.
Mr P menangkap hal itu, dengan bisikan para konsultanya memantaskan gerbong kemenangan bisa di raih jika pundi - pundi suara pemilih ambang batas yg sulit memang untuk di pengaruhi, jika anak - anak muda menggunakan style selera yang sesuai dengan gaya hidup mereka. Bahkan orang tua pun akan sulit mempengaruhi keputusan sesuai selera mereka, walaupun duit yg di pegang oleh orang tua. Justru pergaulan dan lingkungan selera gaya hidup anak mudalah yang lebih dominan besar mempengaruhi keputusan apa yang akan mereka pilih untuk gaya hidup dan kepentingan mereka ke depan. Sajian yang memang harus di tampilkan ke mereka adalah daya potensial ekonomi masa depan yang terjamin bagi kreatifitas mereka.
Ini bisa kita pelajari pada setiap daerah Nusantara ini pergerakan arus kreatifitas menggunakan teknologi mereka lebih handal, dengan ini mereka manfaatkan untuk mendapatkan informasi sebanyak - banyaknya, dan merekapun dengan mudah mendapatkan uang dengan berbisnis di media yang mereka butuhkan. Mr S sangat mengenal tipikal - tipikal arus gerak ini, saya pikir hal inilah yang akan menjadikan arena tarung yang sengit antar permainan game generasi.
Tulisan saya sebelumnya yang saya ibarat 2 ketokohan yang akan bertarung di perpolitikan bangsa harus memiliki karakter fiksi seperti film Iron Man dan Sherlock Holmes itu nyata adanya, walaupun tidak serta merta semua sifat karakter yang di miliki sosok fiksi tersebut.
Scra fiksi seperti ketokohan Sherlock yg di sukai anak muda, populer, menguasai ilmu forensik analisis observasi tajam dan dalam, unik, menawan, punya metode dan cara berfikir yg berbeda dari yg lain, konsultan, menguasai ilmu prediksi, suka berpetualang dan ikon branding yg central.
Kemudian Iron Man yg Kaya, cerdas, high technological, cool, gokil, kritis, hati - hati dlm mengambil keputusan, analisis tajam baik saat santai maupun genting. Biar lebih seru arena pertarunganya 2 sosok inilah yg harus di pasang utk Pilpres nanti😁😀😁 🙏🙏🙏
Wallahualam,,,
Namun siapapun itu yang akan menyentuh dan memenangkan hati 70% Rakyatlah di seluruh daerah yang dicintai akan pasti melantai ke singgasana kerjaaan Istana Nusantara Indonesia. 🤘🙏
#menghayalsosokpilpres
Comments
Post a Comment