BANGSA YANG KECUT
Bangsa ini adalah bangsa pengecut,,,,!!!
Saya sebenarnya berat sekali menuliskan hal ini, karena di negeri ini jika kita membicarakan sesuatu yang akan menyinggung perasaan bangsa ini mereka langsung saja latah berbondong-bondong untuk menyalahkan dan tidak ingin mendengarkannya. Memang pada dasarnya suatu hal yang benar jika kita ungkapkan kita juga menjadi sulit sekali untuk menerimanya karna takut merasa sakit karenanya. Tulisan ini bukan untuk mengarahkan seseorang atau bangsa ini menjadi bebas tanpa batas, atau memiliki pemikiran yang bebas sebebas-bebasnya. Tidak, tapi faktanya akan menjadi serba salah jika kita tidak memiliki pilihan, akan melakukan ini salah dan itupun menjadi salah, akhirnya seringkali kita katakan bahwa ini simalakama. Sedangkan pemikiran ini membawa kita pada sesuatu hal yaitu konsekuensi dari keberanian kita jika kita melakukan sesuatu secara sadar dan itu pilihan kita, sehingga kitapun melakukannya dengan rasa kebanggaan.
Aku lupa dengan siapa dan darimana kutipan yang sering aku pesankan kepada peserta di setiap pelatihan yang aku sendiri menjadi pematerinya, bahwa “apapun yang akan kita lakukan, baik ataupun buruk, sekalipun itu dengan tujuan yang mulia pasti akan di kritik orang” dan biasanya saya tambahkan dengan sebuah cerita dongeng tentang seorang bapak dan anak yang melakukan perjalanan dengan menaiki sebuah keledai.
Dari sisi tokoh pejuang, tokoh politik, tokoh ilmuwan, bisnis, negarawan, administrasi, olahraga bahkan panutan kita dari bangsa ini, negara Indonesia, siapa yang mempunyai track record secara berani untuk ‘menaklukan dunia’, maksud saya disini adalah seseorang yang dari suatu sisi tertentu menjadi landasan teori pikir bangsa ini. Yang terlintas saat ini mungkin baru sosoknya Abu Bakar baa’sir. Namun jika kita menokohkan sosok tersebut bangsa ini pasti akan berbenturan dengan suatu nilai terhadap radikalisasi perbuatan (aksi) yang dilakukan dengan cara yang tergolong dinilai bangsa ini salah. Tapi saya pikir bukan hal suatu cara yang salah yang tidak perlu kita lihat dan kita panuti, namun spirit, ideologi, landasan, tujuan dan yang sudah pasti keberaniannya itu yang saya pikir dapat kita ancungi jempol dan saya sangat menghargai prestasi yang telah Abu Bakar baa’sir torehkan pada bangsa ini.
Sayapun menjadi khawatir saat menuliskan tentang betapa pengecutnya bangsa ini, karena orang yang membacanya pasti akan mengkritik saya sebagai seseorang yang juga meruapakan bagian dari bangsa ini, saya akan di cap sebagai orang yang juga dalam hal baik, perbuatan, prestasi dan yang berkenaan dengan aksi, saya dipertanyakan, karena sayapun akan masuk kedalam kategori pengecut. Keberanian saya hanya dalam pemikiran dan bukan suatu tindakan. Tapi pada dasarnya inilah yang saya persoalkan kenapa saya dan bangsa atau bahkan setiap generasi muda bangsa ini tergolong masuk dalam bangsa pengecut. Artinya sisitim yang dianut bangsa ini, atau ada lingkaran budaya yang membuat kepengecutan tersebut, mengarahkan kita untuk memiliki jiwa kepengecutan, bangsa yang selalu ingin mencari aman, mengejar zona nyaman sehingga menjadi peragu dalam hal memutuskan sesuatu hal yang bahkan terkadang sangat penting di dalam kehidupannya. Lingkungan sekeliling yang membentuk kita menjadi bangsa yang pengecut. Memiliki banyak pertimbangan-pertimbangan yang terkadang pertimbangan tersebut tidak menjadi rasional dan mengecilkan semangat diri ini. Takut untuk berkata jujur, dengan alasan sakit atau pembenarannya adalah bohong untuk kebaikan,,omong ksosong.
...................................................................................
This nation is a nation of cowards ,,,,!!!
I am actually writing this very serious, because in this country if we are talking about something that will offend people, they just talkative in droves to blame and do not want to listen. It's basically a right thing if we exposed us also be very difficult to accept because fear of feeling ill because of it. This paper is not to direct a person or nation to be free without limit, or have a free thinking freely. No, but the fact would be completely wrong if we do not have a choice, would do this wrong and that too became one, eventually we often say that this simalakama. While this thought brings us to something that is a consequence of our courage if we do something consciously and it's our choice, so that we too do so with a sense of pride.
I forget who and where the quote that I often order it to participants in any training that I myself became pematerinya, that "whatever will we do, good or bad, even if it was with a noble goal would be the criticism of people" and I usually add with a fairy tale about a father and son who travel by climbing a donkey.
From the warrior figures, political leaders, prominent scientists, business, the statesman, administration, sports and even our role model of this nation, the state of Indonesia, who has a track record of the brave to 'conquer the world', I mean here is someone who is from a side a certain theoretical basis of this nation thought. Which is probably just occurred to Abu Bakr baa'sir figure. But if we are menokohkan figure this nation would have clashed with a value of the radicalization of actions (actions) done in a way that pertained judged this nation is wrong. But I do not think the wrong thing in a way that does not need we saw and we panuti, but the spirit, ideology, the basis, purpose and courage that is certain is that I think we can ancungi thumb and I highly appreciate the achievements that have been Abu Bakr baa ' sir torehkan in this nation.
I also gained a worry when writing about how cowardice of this nation, because people who read it will surely criticize me as someone who also meruapakan part of this nation, I would be labeled as someone who is also in good things, deeds, and achievements with regard to action, My question, because I also gained will be entered into categories coward. My courage not only in thoughts and actions. But basically this is what I am questioning why I and the nation or even every nation's youth is classified into the cowardly nation. Sisitim means adopted for this nation, or any cultural circles that make such cowardice, leads us to have the soul of cowardice, people who always want to find a safe, chase comfort zone to become irresolute in terms of deciding what things are even sometimes very important in life. Surroundings that make us become a nation of cowards. Having a lot of considerations that sometimes is not a rational consideration and shrink the spirit of this self. Afraid to tell the truth, by reason of illness or justification is a lie for the good,
Saya sebenarnya berat sekali menuliskan hal ini, karena di negeri ini jika kita membicarakan sesuatu yang akan menyinggung perasaan bangsa ini mereka langsung saja latah berbondong-bondong untuk menyalahkan dan tidak ingin mendengarkannya. Memang pada dasarnya suatu hal yang benar jika kita ungkapkan kita juga menjadi sulit sekali untuk menerimanya karna takut merasa sakit karenanya. Tulisan ini bukan untuk mengarahkan seseorang atau bangsa ini menjadi bebas tanpa batas, atau memiliki pemikiran yang bebas sebebas-bebasnya. Tidak, tapi faktanya akan menjadi serba salah jika kita tidak memiliki pilihan, akan melakukan ini salah dan itupun menjadi salah, akhirnya seringkali kita katakan bahwa ini simalakama. Sedangkan pemikiran ini membawa kita pada sesuatu hal yaitu konsekuensi dari keberanian kita jika kita melakukan sesuatu secara sadar dan itu pilihan kita, sehingga kitapun melakukannya dengan rasa kebanggaan.
Aku lupa dengan siapa dan darimana kutipan yang sering aku pesankan kepada peserta di setiap pelatihan yang aku sendiri menjadi pematerinya, bahwa “apapun yang akan kita lakukan, baik ataupun buruk, sekalipun itu dengan tujuan yang mulia pasti akan di kritik orang” dan biasanya saya tambahkan dengan sebuah cerita dongeng tentang seorang bapak dan anak yang melakukan perjalanan dengan menaiki sebuah keledai.
Dari sisi tokoh pejuang, tokoh politik, tokoh ilmuwan, bisnis, negarawan, administrasi, olahraga bahkan panutan kita dari bangsa ini, negara Indonesia, siapa yang mempunyai track record secara berani untuk ‘menaklukan dunia’, maksud saya disini adalah seseorang yang dari suatu sisi tertentu menjadi landasan teori pikir bangsa ini. Yang terlintas saat ini mungkin baru sosoknya Abu Bakar baa’sir. Namun jika kita menokohkan sosok tersebut bangsa ini pasti akan berbenturan dengan suatu nilai terhadap radikalisasi perbuatan (aksi) yang dilakukan dengan cara yang tergolong dinilai bangsa ini salah. Tapi saya pikir bukan hal suatu cara yang salah yang tidak perlu kita lihat dan kita panuti, namun spirit, ideologi, landasan, tujuan dan yang sudah pasti keberaniannya itu yang saya pikir dapat kita ancungi jempol dan saya sangat menghargai prestasi yang telah Abu Bakar baa’sir torehkan pada bangsa ini.
Sayapun menjadi khawatir saat menuliskan tentang betapa pengecutnya bangsa ini, karena orang yang membacanya pasti akan mengkritik saya sebagai seseorang yang juga meruapakan bagian dari bangsa ini, saya akan di cap sebagai orang yang juga dalam hal baik, perbuatan, prestasi dan yang berkenaan dengan aksi, saya dipertanyakan, karena sayapun akan masuk kedalam kategori pengecut. Keberanian saya hanya dalam pemikiran dan bukan suatu tindakan. Tapi pada dasarnya inilah yang saya persoalkan kenapa saya dan bangsa atau bahkan setiap generasi muda bangsa ini tergolong masuk dalam bangsa pengecut. Artinya sisitim yang dianut bangsa ini, atau ada lingkaran budaya yang membuat kepengecutan tersebut, mengarahkan kita untuk memiliki jiwa kepengecutan, bangsa yang selalu ingin mencari aman, mengejar zona nyaman sehingga menjadi peragu dalam hal memutuskan sesuatu hal yang bahkan terkadang sangat penting di dalam kehidupannya. Lingkungan sekeliling yang membentuk kita menjadi bangsa yang pengecut. Memiliki banyak pertimbangan-pertimbangan yang terkadang pertimbangan tersebut tidak menjadi rasional dan mengecilkan semangat diri ini. Takut untuk berkata jujur, dengan alasan sakit atau pembenarannya adalah bohong untuk kebaikan,,omong ksosong.
...................................................................................
This nation is a nation of cowards ,,,,!!!
I am actually writing this very serious, because in this country if we are talking about something that will offend people, they just talkative in droves to blame and do not want to listen. It's basically a right thing if we exposed us also be very difficult to accept because fear of feeling ill because of it. This paper is not to direct a person or nation to be free without limit, or have a free thinking freely. No, but the fact would be completely wrong if we do not have a choice, would do this wrong and that too became one, eventually we often say that this simalakama. While this thought brings us to something that is a consequence of our courage if we do something consciously and it's our choice, so that we too do so with a sense of pride.
I forget who and where the quote that I often order it to participants in any training that I myself became pematerinya, that "whatever will we do, good or bad, even if it was with a noble goal would be the criticism of people" and I usually add with a fairy tale about a father and son who travel by climbing a donkey.
From the warrior figures, political leaders, prominent scientists, business, the statesman, administration, sports and even our role model of this nation, the state of Indonesia, who has a track record of the brave to 'conquer the world', I mean here is someone who is from a side a certain theoretical basis of this nation thought. Which is probably just occurred to Abu Bakr baa'sir figure. But if we are menokohkan figure this nation would have clashed with a value of the radicalization of actions (actions) done in a way that pertained judged this nation is wrong. But I do not think the wrong thing in a way that does not need we saw and we panuti, but the spirit, ideology, the basis, purpose and courage that is certain is that I think we can ancungi thumb and I highly appreciate the achievements that have been Abu Bakr baa ' sir torehkan in this nation.
I also gained a worry when writing about how cowardice of this nation, because people who read it will surely criticize me as someone who also meruapakan part of this nation, I would be labeled as someone who is also in good things, deeds, and achievements with regard to action, My question, because I also gained will be entered into categories coward. My courage not only in thoughts and actions. But basically this is what I am questioning why I and the nation or even every nation's youth is classified into the cowardly nation. Sisitim means adopted for this nation, or any cultural circles that make such cowardice, leads us to have the soul of cowardice, people who always want to find a safe, chase comfort zone to become irresolute in terms of deciding what things are even sometimes very important in life. Surroundings that make us become a nation of cowards. Having a lot of considerations that sometimes is not a rational consideration and shrink the spirit of this self. Afraid to tell the truth, by reason of illness or justification is a lie for the good,
Comments
Post a Comment