Celoteh Menata Obyek Wisata Pantai Panjang Hingga Maju Dengan Karya Yang Bermutu
Dari 2008, saya memperhatikan Obyek wisata Pantai Panjang (OPP) ini menjadi obyek yg menarik untuk di bahas dan bahan yang kunjung pula di jadikan bahan untuk menarik para investor (Dana funding). Bahkan Lawas Gubernur pada saat itupun terkena imbas dalam melaksanakan kebijakan pembangunan dengan spekulasi menggunakan dana multiyears yg di sepakati para wakil - wakil rakyat, rame - rame mereka menganggarkan dan mengesahkan sehingga menjadi polemik di publik, mulai dari admisitratif, pengelolaan hingga kucuran dana yang tak sedikit untuk di gunakan pembangunan yang juga saat ini banyak yang buang - buang dana, pembangunan yang tak berguna hingga pengalihan fungsi kawasan semisal contoh, rumah singgah dengan fasilitas yang saya teliti pada saat itu bukan main lagi.
Kebetulan saat itu saya sedang gencar - gencarnya meneliti obyek tersebut, mulai dari pantai Tapak Paderi hingga Tugu Gajah. Persis dari hasil penelitian saya, bahwasanya yang di respon beberapa responden, pembangunan dengan dana yang besar itu berasal dari pola ' Top Down' bukan aspirasi ' bottom up' dan analisa kebijakan yang sesuai kebutuhan warga lingkungan sekitar masyarakat setempat, sehingga memang tak di rasakan pula pembangunan OPP tersebut dua arah, melainkan satu arah. Sehingga sudah bisa pun saya pastikan, kita akan menunggu waktu kemubaziran dana dan bangunan - bangunan yang ada di OPP tersebut.
Kinipun nampaknya akan menjadi polemik kembali, karena pemerintah pusat telah melirik, kemudian para investorpun tertarik tentang kealamian OPP yang dapat di kembangkan dalam pembangunan yang berdasarkan dengan standarisasi Daerah Tujuan Wisata. Mulai dari Pemerintah Kota yang di anggap tak dapat membangun dan mengelola dengan baik hingga misi Pemerintah Provinsi yang harusnya mati - matian memback up daerah tujuan wisata, karena OPP menjadi bagian daya tarik wisata visit 2020.
Lantas hal keraguan apa yang membuat saya tetap saja gelisah membaca berita - berita yang berkembang, hingga saat ini saya belum menemukan tingkat perubahan perilaku di sekitar, artinya saya tetap sangat mendukung baik pembangunan dan pengembangan OPP itu sudah pasti, namun saya berharap dari banyaknya alokasi dana yang nantinya di kucurkan di Daerah tujuan wisata tersebut, di sana tetap akan ada warga masyarakat yang tinggal dan masyarakat lokal yang memiliki budaya yang harus kita latih untuk dengan bijak merespon, menerima dan bahkan justru ikut terlibat aktif menjadi panglima ujung tombak mengukut indukator trafik kunjungan orang luar (wisatawan luar; domestik maupun internasional).
Penekanan analisa kebijakannya bukan hanya pada menikmati kucuran dana yang semakin besar dari menjual OPP tersebut. Namun lebih kepada Data perilaku baik masyarakat lokal, trafik kunjungan hingga nanti akan membentuk kelompok - kelompok yang di bina dengan aturan standar yang berbunyi masyarakat sadar wisata. Pelayanan yang berstandar dan mumpuni itu juga terkait pada akselerasi pembangunan nantinya, artinya perlu kiranya di adakan riset survey yang berkelanjutan untuk mengukur tingkat suksesi layanan perilaku masyarakat baik sekitar maupun pelancong/ wisatawannya. Jangan malah akan menjadi bom waktu yang akan meledak jika misal persoalan sampah saja kita tidak mempersiapkan perangkat aturan dan kelolanya, keamanan hingga hiburan - hiburan yang sesuai dengan kearifan lokal setempat.
Lain lagi persoalan tanggung jawab maupun tanggung gugat bangunan yang akan di bangun, sekali lagi saya titip pesan untuk pemegang tongkat kekuasaan di Bengkulu ini, boleh saja nafsu ingin mengukir sejarah dan memupuk kapital sebanyak - banyaknya (mumpung lagi berkuasa), namun sejarah track record yang akan di ceritakan sampai ke generasi selanjutnya mudah - mudahan adalah sejarah cerita panjang yang indah, bukan justru cerita panjang yang mematikan karakter diri dan kembali menina bobokkan modal sosial yang telah menjadi bangunan kastil yang kokoh.
Jika saja, pemerintah kita ini baik Kota, maupun Provinsi bisa berkolaborasi dan menjadi partner yang bijak dalam penyelenggaraan setiap kebijakan, maka saya kira tak mungkin publik masyarakat ini tidak mendukung sesuatu yang akan berjalan baik di masa depan. Tidak perlu kiranya hanya membuat ketenaran nama dan gara - gara melihat anggaran besar hingga wilayah ini punya si A dan wilayah ini punya si B, justru jika tercipta suasana daerah tujuan wisata yang akan membuat kita betah berkunjung dan ingin berada di sana berlama - lama, saya kira kawan - kawan muda bengkulu ini akan menjadi pemuda yang lebih tajam berkreatif bisa merangsang membuat film, menciptakan lagu yang indah dan menciptakan peluang - peluang kerja sendiri dengan karya dan upayanya.
"MARI MAJU DENGAN KARYA YANG BERMUTU"
Comments
Post a Comment