“Helmi EFEK”


Situasi politik di Bengkulu memang terasa berbeda sejak kehadiran sosok seorang Helmi Hasan, hal ini di landasi dari iklim politik di Bengkulu yang berbeda dari daerah lain. Kecerdasan masyarakat Bengkulu dalam membandingkan berbagai karakter kepemimpinan yang di miliki oleh para pemimpin yang meramaikan bursa arena pemilihan pada pilwakot (2017) pesta demokrasi pilkada lalu.
Ada beberapa hal yang menarik dari pembuktian untuk ke dua kalinya yang berujung kemenangan sosok Helmi Hasan yang berkembang di Bengkulu saat ini, mulai dari ketidak ikut sertaan Helmi Hasan dalam beberapa agenda dalam proses tahapan Pilkada, program pembangunan baik dalam hal pembangunan fisik jalan, pemberdayaan tempat –tempat beribadah, hingga memaksimalkan anggaran yang di peruntukkan untuk kemajuan perekonomian masyarakat melalui program satu milyar satu kelurahan (samisake) yang menjadi trigers program pemerintah Kota Bengkulu. Hingga saat ini pemerintahan Indonesia secara Nasional melihat program ini, yang kemudian menjadikannya salah satu contoh untuk di pergunakan secara lebih luas di program pemberdayaan tiap keluarahan untuk seluruh Wilayah di Indonesia.
Helmi Hasan memang telah membuktikan dirinya pantas memenangkan hati warga Kota Bengkulu. Betapa tidak, sosok yang menularkan virus relegiusitas dan menjalankan program — program yang di rasakan bermanfaat bagi warga Kota Bengkulu, mulai dari di bangunnya jalan — jalan sampai ke gang –gang kecil, putaran ekonomi melalui samisake untuk kesejahteraan warga, sekarang bisa kita nikmati tempat — tempat ibadah yang nyaman untuk di pergunakan maksimalkan oleh warga, untuk penganut Islam khususnya yang pada saat sholat dzuhur terlihat 3 hingga 4 shaf barisan sholat di banding sebelum semakin bertambah shaff sholat di Masjid -masjid, kegiatan — kegiatan keagamaan yang berjalan aktif, Baznas yang sangat efektif di maksimalkan fungsinya, Jemput Sakit Pulang Sehat yang sangat di rasakan langsung oleh masyarakat yang membutuhkan, Sholat Subuh berjamaah dan masih banyak program lain yang menjadi trigers dari efek sosok Helmi Hasan ini.
Virus bahagia dan relegius serta program percepatan 100 hari pembangunan di Kota Bengkulupun langsung di sambut dengan sangat baik oleh seluruh masyarakat. Bukan hanya banyak yang ikut serta berperan aktif menularkan dan mendukung serta program tersebut, bahkan banyak juga kelompok masyarkat yang ikut mengawal dan mengawasi berbagai kegiatan ini sampai kepada tujuan yang diharapkan. Wajar saja karena program yang baik ini jika sampai pada tujuannya, sudah barang tentu seluruh masyarakat akan semakin mengagumi efek Helmi Hasan ini.
Helmi hasan tak juga lupa dan sangat sadar bahwa bukan hanya umat muslim yang harus di lindungi dan di ayomi dengan program relegius yang di gadangkan oleh beliau, terbukti kembali pada saat kegiatan Doa 10 juta umat yang di laksanakan lalu, seluruh masyarakat yang beragama lainpun ikut serta berperan aktif berpartisipasi dalam kegiatan doa lalu dengan cara beribadahnya masing –masing.
Saya menuliskan hal di atas bukan sekedar mengagumi cara dan gaya kepemimpinan Walikota Bengkulu satu ini, karena ada beberapa hal yang harus di ingat bahwa jika di tinjau dari konsep ilmu kepemimpinan dengan karakter yang ideal, maka ada beberapa hal yang di miliki oleh Walikota Bengkulu ini; kecerdasan, inisiatif, bertanggung jawab, rela berkorban, dicintai dan mencintai masyarakatnya. Memang pemimpin bukanlah manusia sempurna namun, seorang pemimpin dituntut untuk mengusahakan kesempurnaan untuk kemajuan masyarakat yang di pimpinnya. Yang jelas jika di daerah Jawa yang di kenal dan masuk kategori netizen merupakan pemimpin yang baik seperti; Walikota Surabaya Ibu Risma, Walikota Bogor Bapak Bima Arya dan Walikota Bandung Ridwan Kamil yang sekarang menjadi Gubernur, Nah, di Sumatera kita punya Walikota Bengkulu Helmi Hasan. Yang telah membuktikan dirinya kembali melanjutkan pengorbanan beliau dalam menjalankan amanah masyarakat Bengkulu.
Namun satu hal yang belum pernah ada di Indonesia, satu — satunya sosok yang tidak mengikuti beberapa tahapan proses pilkada (kampanye dan debat), bahkan justru fokus melaksanakan ibadah (Itikaf) di luar daerah dan dengan penuh keyakinan diri bahwa beliau tidak memilih Provinsi Lampung untuk di calonkan menjadi Gubernur di sana, karena masyarakat bengkulu masih menginginkan dan mencintai sosok beliau untuk kembali meneruskan pembangunan di Bengkulu, dan tak lain adalah Helmi Hasan. Efek kepemimpinan Helmi Hasan ini akan senantiasa dan seyogyanya di tularkan secara bijaksana hal - hal yang beliau terapkan dan jalankan bukan hanya tentang kepentingan sesaat semata, melainkan rasa cinta dan pengorbanan beliau dalam berusaha keras membangun Bengkulu hingga memiliki daya juang dan daya saing (kompetitif) dengan daerah - daerah lain. Maka tak lain “khoirunnas anfa’uhum linnas” (Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain) adalah Efek Helmi.

Indria, M.Ikom

Comments

Popular Posts